Author : Lee Jaehyun
Cast : Seokyu-Other
Genre : Hurt
Rating : 17
***
Changmin membulatkan kedua matanya. Otaknya berfikir keras mengenai maksud dari pembicaraan Sungmin dan Seohyun.
Namja itu tak betul betul menaiki lift. Entah kenapa hatinya ingin sekali tau apa yg ingin Sungmin bicarakan dengan yeoja nya itu. Felling nya mengatakan bahwa namja itu tidak sungguh ingin membicarakan Sunny.
Akhirnya Max memilih kembali keluar dari lift dan membuntuti Sungmin dan Seohyun.
Max bersembunyi dibalik tembok dengan jarak cukup dekat agar bisa mendengar jelas pembicaraan keduanya.
***
Changmin membulatkan kedua matanya. Otaknya berfikir keras mengenai maksud dari pembicaraan Sungmin dan Seohyun.
Namja itu tak betul betul menaiki lift. Entah kenapa hatinya ingin sekali tau apa yg ingin Sungmin bicarakan dengan yeoja nya itu. Felling nya mengatakan bahwa namja itu tidak sungguh ingin membicarakan Sunny.
Akhirnya Max memilih kembali keluar dari lift dan membuntuti Sungmin dan Seohyun.
Max bersembunyi dibalik tembok dengan jarak cukup dekat agar bisa mendengar jelas pembicaraan keduanya.
'Masalah? Masalah apa yg
Sungmin maksud antara Seohyun dan Kyuhyun?'
Max terus menguping
pembicaraan yg terdengar sengit itu.
"Semuanya sudah
terlambat oppa~ Aku sudah tidak mencintainya!"
Terdengar suara Seohyun
ditelinga Max.
Max membulatkan matanya.
Max membulatkan matanya.
'Apa-- apakah-- Seohyun,,,
dan.. Kyuhyun...??'
Max memegangi jantungnya yg
terasa sesak.
Jadi, apakah sebelumnya Seohyun dan Kyuhyun saling mencintai? Apakah keduanya mempunyai hubungan serius? Ataukah..??
Jadi, apakah sebelumnya Seohyun dan Kyuhyun saling mencintai? Apakah keduanya mempunyai hubungan serius? Ataukah..??
"Kau adalah wanita
munafik yg tak punya perasaan!"
Terdengar suara Sungmin
cukup keras ditelinga Max.
Hening.. Setelahnya Max
tidak mendengar ada balasan dari seohyun.
"Kau mencintai Max
hanya untuk pelampiasan cintamu pada Kyuhyun! Kau tidak mencintai Max! Apa kau
tidak punya hati sampai memainkan perasaan Max, Seohyun~ah ?!"
Max kembali terhenyak
mendengarnya. Apakah Seohyun tidak mencintainya? Terlebih semua itu karena
sahabatnya, Kyuhyun?
"Kau munafik
Seohyun~ah!!"
"Cukup oppa!! Aku
mengaku bahwa aku masih mencintai Kyuhyun oppa!! Namun aku berjanji akan
melupakannya setelah apa yg ia lakukan padaku! Aku sedang berusaha
melupakannya!! Aku memang belum mencintai Changmin oppa! Tapi aku sedang
berusaha mencintainya!! Dan satu hal oppa, aku tidak memiliki niat untuk
mempermainkan perasaan Changmin oppa, aku hanya sedang membuka hati untuk pria
yang benar benar mencintaiku. Dan semua itu aku temukan padanya.."
Seohyun berkata lantang
disana. Ada sedikit perasaan lega mengenai kejujuran Seohyun yg berusaha
mencintainya meski ia tak yakin yeoja itu akan mencintainya.
Dan kini justru Kyuhyun lah yg ia fikirkan. Max juga memiliki hati. Ia memikirkan perasaan namja itu.
Salahkah ia menjadikan Seohyun sebagai kekasihnya? Tdk, Max tau itu hak nya. Namun ia bukanlah seorang sahabat yg jahat yg akan mengambil sesuatu yg berharga bagi sahabatnya itu.
Dan kini justru Kyuhyun lah yg ia fikirkan. Max juga memiliki hati. Ia memikirkan perasaan namja itu.
Salahkah ia menjadikan Seohyun sebagai kekasihnya? Tdk, Max tau itu hak nya. Namun ia bukanlah seorang sahabat yg jahat yg akan mengambil sesuatu yg berharga bagi sahabatnya itu.
Setelah dirasa tidak ada
pembicaraan lagi, Max meninggalkan tempat itu.
DRT DRT
Max mengambil ponsel dalam
saku jaketnya.
Nama Seohyun tertera disana. Yeoja itu mengirimi nya pesan.
Nama Seohyun tertera disana. Yeoja itu mengirimi nya pesan.
'Oppa, mianhae~ aku harus
pulang. Aku terburu buru sekali. Tak apa kan?'
Max tersenyum paksa. Ia
juga bingung dengan situasi seperti ini.
Ia mencintai wanita yang justru lebih dulu dicintai oleh sahabatnya.
Ia mencintai wanita yang justru lebih dulu dicintai oleh sahabatnya.
Max kembali merasa
penasaran dengan masalah yg sebenarnya terjadi anatara Kyuhyun dan Seohyun. Seo
terlihat sangat kecewa pada sahabatnya itu. Max harus mencari tau itu.
Sungmin. Pria itu tau segalanya.
Sungmin. Pria itu tau segalanya.
***
Malam itu Kyuhyun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beberapa kali ia hampir bertabrakan dengan mobil lainnya karena ia menyalip mobil didepannya.
Wajahnya pucat, matanya memerah. Pria itu benar benar terlihat kacau.
Malam itu Kyuhyun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beberapa kali ia hampir bertabrakan dengan mobil lainnya karena ia menyalip mobil didepannya.
Wajahnya pucat, matanya memerah. Pria itu benar benar terlihat kacau.
TIINNN
Kyuhyun membunyikan klakson
mobilnya dengan keras.
"Hahahahhaaha,
enyahlah kalian!"
TINNNN
Dan begitu seterusnya pria
itu menyalip mobil dengan sederetan kalimat makian pada pengendara mobil
dihadapannya. Pria itu tertawa keras lalu menambah kecepatan mobilnya.
Kyuhyun kembali meraih
sebuah botol di kursi sampingnya.
Lengannya kembali membuka kasar botol minuman berbau menyengat itu.
Sebuah botol berisi wine dengan kadar alkohol tinggi.
Kyuhyun menegak minuman itu hingga habis dan membuang botol itu kebawah. Dibawah sana sudah ada 2 botol lainnya yg sepertinya sudah lebih dulu pria itu habiskan.
Lengannya kembali membuka kasar botol minuman berbau menyengat itu.
Sebuah botol berisi wine dengan kadar alkohol tinggi.
Kyuhyun menegak minuman itu hingga habis dan membuang botol itu kebawah. Dibawah sana sudah ada 2 botol lainnya yg sepertinya sudah lebih dulu pria itu habiskan.
Namja itu mabuk dan tak
sadar dengan apa yg dilakukannya.
Tak lama pria itu
memarkirkan mobilnya disebuah gedung yang ternyata adalah gedung agensinya
dimana ia bekerja.
Kyuhyun keluar dari mobilnya dan berjalan oleng tak tentu arah.
Kyuhyun keluar dari mobilnya dan berjalan oleng tak tentu arah.
Pria itu berhenti didepan
pintu masuk yg telah dikunci itu. Tubuhnya terjatuh dilantai karena terlalu
lemas akibat mabuk.
"Hahah
Seohyun~ah"
Pria itu tertawa puas dan
memanggil manggil nama yeoja itu. Yeoja yang telah membuatnya seperti ini.
Yeoja yg teramat dicintainya.
Yeoja yg teramat dicintainya.
****
Max baru saja keluar dari lift menuju dormnya. Ia berhenti untuk mengecek ponselnya yg berdering. Seseorang tengah menghubunginya.
Max baru saja keluar dari lift menuju dormnya. Ia berhenti untuk mengecek ponselnya yg berdering. Seseorang tengah menghubunginya.
'Kyuhyun ?'
Max mengerutkan keningnya.
Ada apa Kyuhyun menelponya? Terlebih ini sudah hampir larut malam.
"Yeobseo?"
Max mengangkat panggilan itu.
Max mengangkat panggilan itu.
"Yeobseo Changmin~ah,
ini aku satpam Jung yg tengah berjaga malam ini."
"Ah ne, ada apa
ajuhssi? Bukankah ini nomor Kyuhyun?" tanya Max penasara.
"Kyuhyun~ah mabuk
didepan pintu masuk gedung kantor, ia mabuk berat sepertinya. Bisakah anda
kesini dan mebawanya pulang? Saya takut ada media yg mengetahui hal ini. "
"Baiklah, aku segera
kesana"
Max segera memasuki lift
kembali menuju parkiran dimana mobilnya berada.
Max memacu cepat mobilnya.
Beberapa kali ia heoa nafasnya teratur untuk menenangkan diri.
Perasaannya tak menentu. Ia menyalahkan dirinya merasa semua ini adalah kesalahannya. Andai saja ia tau jika Kyu dan Seohyun mencintai. Ini tdk akan seperti ini.
Beberapa kali ia heoa nafasnya teratur untuk menenangkan diri.
Perasaannya tak menentu. Ia menyalahkan dirinya merasa semua ini adalah kesalahannya. Andai saja ia tau jika Kyu dan Seohyun mencintai. Ini tdk akan seperti ini.
Max tiba di kantor agensi
itu. Ia segera keluar dari mobilnya dan menghampiri satpam jung dan Kyuhyun di
depan sana.
"Syukurlah kau segera
datang Changmin~ah"
"Maaf merepotkanmu
ajuhssi, terimakasih telah menghubungiku"
"Ne, lebih baik kau
segera membawanya.."
"Ne"
Max membopong tubuh Kyuhyun
menuju mobil. Kyu terus mengiggau tak jelas.
BRUK
Max menempatkan Kyu dikursi
samping kemudi. Setelah menutup pintu, Max berlari kecil menuju pintu kemudi
dan masuk kedalam mobil.
Max memasangkan safebelt
pada kyuhyun lalu dirinya sendiri.
"Max, itu kau eoh?
Hahaha Max kapan kau akan putus dengan Seohyun! Hahaha aku mencintainya, dia
mencintaiku hahahah kenapa kau muncul diantara kami Max? Hahaha"
Kyuhyun meracau tak jelas
diselingi tawa. Namun Max masih dapat mendengarnya dgn jelas.
Max menatap nanar namja yg
masih saja tertawa dan menggumamkan nama Seohyun itu.
"Maafkan aku
Kyu~" Max berujar lirih.
"Aku adalah pria
munafik Max hahahaha seharusnya dulu langsung saja aku jujur akan perasaanku
padanya hahaha aku tdk tau jika apa yg aku lakukan justru menyakitinya hahaha
tidakkah aku begitu bodoh hingga kini, yeoja yg sangat kucintai meninggalkanku
dan kini bersamamu? paboya~ hahaha"
Max semakin merasakan sakit
dihatinya. Kyuhyun tampak menyedihkan.
Meski Kyu tengah tak sadar akibat pengaruh alkohohol, tapi namja itu mengeluarkan seluruhnya yg mengganjal dihatinya dgn jujur.
Meski Kyu tengah tak sadar akibat pengaruh alkohohol, tapi namja itu mengeluarkan seluruhnya yg mengganjal dihatinya dgn jujur.
"Apa kau masih
mencintainya kyu?"
Max bertanya tak yakin.
"Haha Max aku akan
selalu mencintai seohyunku! Maka dari itu, segera sudahi hubunganmu dgn nya
karena Seohyun juga mencintaiku! Haahaha"
Kyu terlihat lemas lalu
menjatuhkan tubuhnya kearah Max. Pria itu tak sadarkan diri.
Setelah membetulkan posisi kyuhyun, Max menyalakan mesin mobilnya lalu memacu mobilnya pergi.
Setelah membetulkan posisi kyuhyun, Max menyalakan mesin mobilnya lalu memacu mobilnya pergi.
****
Seohyun memandang langit malam dari balkon kamarnya. Yeoja itu berulang kali mengusap air matanya yang terus keluar dari kedua matanya. Seohyun memegangi dadanya yg terasa semakin sesak.
Perkataan Sungmin benar benar mengenai hatinya. Rasanya seperti luka yg ditaburi garam.
Benarkah ia adalah wanita munafik tak punya perasaan ?
Mengapa kini dirinya merasa tersudutkan? Mengapa Sungmin terkesan menyalahkannya ?
Seohyun semakin terisak.
Tanpa menyadari Hyoyeon tengah berdiri diambang pintu. Menatap nanar adik kesayangannya itu.
Hyoyeon melangkahkan kakinya menghampiri Seohyun.
Lengannya ia rentangkan untuk memeluk yeoja itu. Seohyun semakin terisak dan tak dapat membendung air matanya lagi. Yeoja itu membalas pelukan Hyoyeon.
Seohyun memandang langit malam dari balkon kamarnya. Yeoja itu berulang kali mengusap air matanya yang terus keluar dari kedua matanya. Seohyun memegangi dadanya yg terasa semakin sesak.
Perkataan Sungmin benar benar mengenai hatinya. Rasanya seperti luka yg ditaburi garam.
Benarkah ia adalah wanita munafik tak punya perasaan ?
Mengapa kini dirinya merasa tersudutkan? Mengapa Sungmin terkesan menyalahkannya ?
Seohyun semakin terisak.
Tanpa menyadari Hyoyeon tengah berdiri diambang pintu. Menatap nanar adik kesayangannya itu.
Hyoyeon melangkahkan kakinya menghampiri Seohyun.
Lengannya ia rentangkan untuk memeluk yeoja itu. Seohyun semakin terisak dan tak dapat membendung air matanya lagi. Yeoja itu membalas pelukan Hyoyeon.
"Eonni~ aku bingung
dengan semua ini, apa yg harus ku lakukan ? Hikss "
Hyoyeon mengusap
punggungnya mencoba menenangkan yeoja itu.
"Kau hanya perlu jujur
pada dirimu sendiri. Kau tau? Semua orang memiliki masa lalu. Bahkan lebih
buruk darimu. Tapi mereka bisa menerima itu sebagai pelajaran untuk tidak
mengulangnya. Kau itu beruntung karena cintamu tidak bertepuk sebelah tangan. Hanya
saja semua itu kau ketahui dengan terlambat. Kau hanya perlu memandang kedepan
dimana kau sudah tau bahwa kyuhyun mencintaimu. Kau tidak perlu mengungkit masa
lalu karena itu akan semakin membuatmu tersiksa.
Kau mencintai kyuhyun kan?"
Kau mencintai kyuhyun kan?"
Hyo melepaskan pelukannya
dan menatap seohyun yg menunduk sedih.
"Baiklah, tenangkan
dirimu Seohyun~ Kau harus ingat, perasaan tidak bisa dibohongi. Semakin kau
membohonginya, kau akan semakin menyakiti hatimu sendiri~"
"fikirkan keputusan yg
akan kau ambil, kau ingin bahagia dgn melupakan hal pahit yg telah kau alami,
atau kau ingin mementingkan egomu sementara dirimu tak bahagia~"
Seohyun terdiam mencerna
kalimat itu.
"aku yakin kau tidak
bodoh dalam hal ini Seohyun~ah "
TBC
0 komentar:
Posting Komentar